Disebutkan dalam buku 25 Kisah Nabi & Rasul karya Aan Wulandari Usman, kaum musyrik terus menerus mencari Rasulullah SAW hingga mereka mengadakan sayembara. Barang siapa berhasil menemukan Nabi SAW dan Abu Bakar RA, maka orang tersebut akan diberi hadiah berupa 100 ekor unta.
Namun, para pemuda kaum musyrik gagal mencelakai Nabi di Gua Tsur. Mengapa hal itu bisa terjadi? Berikut ini kisahnya.
DALAM derap langkah hijrahnya, tidak langsung saja Nabi Muhammad dan Abu Bakar bergerak menuju Madinah. Malahan beliau memulai perjalanan ke arah Yaman di selatan, bertolak belakang dengan letak Madinah di utara. Tujuannya mengelabui para algojo Quraisy yang gencar memburu nyawanya.
Dalam perjalanan tersebut, keduanya bersembunyi di gunung Tsur, yang terletak sebelah selatan Mekkah, untuk mengecoh kaum musyrikin yang mengejar dan mencari-cari keduanya. Rasulullah saw. memilih bersembunyi di Gua Tsur dan berada di jalur selatan itu, adalah karena fokus pengejaran kaum kafir saat itu ke arah utara yang mengarah ke Madinah. Keduanya, bersembunyi selama tiga malam di gua Tsur, di mana pencarian dan pengejaran sudah tidak gencar lagi.
Memang suatu pilihan tepat menyelamatkan diri di gua Tsur, tetapi di sana beliau pun berhadapan dengan marabahaya. Namun, setiap pilihan ada risiko yang mesti diterima.
Abdurrahman bin Abdul Karim dalam buku Sejarah Terlengkap Nabi Muhammad saw. (2016: 466) mengungkapkan:
Gua Tsur adalah gua yang di dalamnya terdapat banyak binatang liar dan buas, yang sering kali ditempati oleh ular-ular berbisa. Hal ini telah umum diketahui oleh orang banyak pada masa itu, sehingga tidak seorang pun berani masuk ke dalamnya.
Gua Tsur terletak di puncak Jabal Tsur, letaknya sekitar tujuh kilometer dari Masjidil Haram arah ke Thaif, sebelum Arafah dari arah Kudai. Gunung Tsur terdiri atas tiga puncak yang bersambungan dan berdekatan. Gua Tsur terletak pada puncak bagian yang ketiga.
Kaum musyrik gagal mencelakai Nabi Muhammad SAW di Gua Tsur karena mereka melihat ada sarang laba-laba di tempat tersebut. Tak hanya itu, pemuda kaum musyrik juga melihat ada dua ekor burung dara hutan di lubang gua sehingga mereka yakin tidak ada orang di dalamnya.
Dikisahkan dalam buku 99 Kisah Menakjubkan dalam Al-Qur’an karya Ridwan Abqary, awalnya kaum musyrik Quraisy begitu marah ketika menyadari telah tertipu Ali bin Abi Thalib yang menyamar menjadi Rasulullah SAW. Nabi SAW kala itu sudah tidak lagi ada di rumahnya ataupun di Makkah.
Mereka mendapati Ali bin Abi Thalib yang tidur di atas kasur Rasulullah SAW. Kaum musyrik pun panik kehilangan sosok yang menjadi buruan mereka. Akhirnya, pencarian pun dilakukan di setiap jengkal Kota Makkah dan daerah sekitarnya.
Semua tempat diperiksa dengan teliti hingga akhirnya mereka melihat ada sebuah gua, yaitu Gua Tsur. Lalu pemuda dari kaum musyrik berjalan ke arahnya dan melihat Abdullah sedang menggembalakan kambing-kambingnya di dekat gua itu.
Gua yang terdapat di atas Gunung Tsur memiliki dua pintu, yang satu terdapat di bagian depan dan yang kedua di bagian belakang. Bila dilihat, bentuk gua ini tidak ubahnya seperti wajan/kuali yang ditelungkupkan.
Abu Bakar menunjukkan bakti cinta dengan menjadikan pahanya sandaran Rasulullah saat tertidur. Kemudian cinta itu menghadirkan episode yang lebih menakjubkan, saat binatang berbisa menyengat kakinya, sementara Abu Bakar tetap diam menahan sakit. Sahabat sejati itu tidak mau rasa sakitnya mengganggu istirahat Rasulullah.
Setelah Nabi saw. tertidur dengan pulasnya, sedangkan bekas gigitan ular makin terasa sakitnya oleh Abu Bakar, ia sampai mencucurkan air mata sehingga beberapa tetes air mata itu menetes ke atas muka Nabi.
Dengan terkejut, beliau bangun dan berkata, “Mengapa engkau menangis, hai Abu Bakar?”
Ia menjawab, “Karena gigitan ular, ya Rasulullah.”
Beliau bertanya, “Oh, mengapa engkau tidak mengatakannya kepadaku?”
Abu Bakar menjawab, “Saya takut membangunkan engkau.”
Setelah terbit fajar, Nabi memeriksa bengkaknya Abu Bakar lalu mengusapnya dengan tangan beliau. Seketika itu juga lenyaplah bengkak itu serta sakitnya.
Perlindungan Allah Swt. hadir dalam mukjizat yang tak terduga-duga pula. Setelah Nabi Muhammad dan Abu Bakar masuk ke dalam gua Tsur, seketika itu pula laba-laba membuat sarang dengan memasang jaring-jaringnya di mulut gua. Burung-burung ikut membuat sarang di sana bahkan bertelur. Semua terjadi atas izin Allah Swt. semata.
Pemuda dari kaum musyrik itu bertanya sambil menunjuk ke arah Gua Tsur, “Wahai penggembala, apakah engkau melihat ada seseorang di dalam gua itu?”
“Sudah beberapa hari ini saya menggembala di sini, tetapi tak seorang pun saya lihat masuk ke gua itu,” jawab Abdullah.
Percakapan Kaum Quraisy dengan Abdullah itu begitu keras hingga Nabi SAW dan Abu Bakar mendengarnya dari dalam gua. Beliau tak henti-hentinya berdoa kepada Allah SWT untuk memohon perlindungan dan pertolongan-Nya. Hanya kepada Allah SWT mereka menyerahkan semua nasib yang menimpanya.
Salah seorang pemuda kaum musyrik bertanya, “Apakah kita akan masuk ke gua ini?”
“Aku yakin tidak ada seorang pun yang masuk ke gua,” timpal seorang pemuda yang lainnya.
“Lihatlah, ada sarang laba-laba menutupi mulut gua. Sarang laba-laba itu sepertinya sudah lama ada di sana. Mungkin sebelum Muhammad lahir pun, sarang laba-laba itu sudah ada.”
Sepasang burung merpati terbang ketika melihat pemuda dari kaum musyrikin hendak masuk ke dalam Gua Tsur. Para pemuda itu juga melihat ada sebutir telur di sarang burung yang terletak di mulut gua.
“Tidak mungkin ada orang yang masuk ke sana. Buktinya, burung merpati itu bisa bertelur di mulut gua,” ucap salah seorang pemuda kaum musyrikin lagi.
Kafir Quraisy yang sedang mencari-cari Nabi SAW pun merasa yakin beliau tidak mungkin ada di dalam Gua Tsur. Apalagi, mereka juga melihat ada sebatang dahan pohon yang terkulai menghalangi mulut gua. Siapapun yang masuk ke dalamnya, harus menyingkirkan dahan-dahan pohon tersebut.
Akhirnya, para pemuda kaum musyrik pun gagal mencelakai Nabi di Gua Tsur karena mereka berangsur-angsur mundur dari tempat itu dan pergi menjauh.
Nabi SAW dan Abu Bakar yang sudah merasa ketakutan di dalam gua pun langsung mengucapkan syukur kepada Allah SWT yang telah melindunginya dari serangan orang-orang musyrik.
Atas mukjizat dan kekuasaan-Nya, laba-laba datang dan menganyam sarangnya agar dapat menghalangi pandangan ke dalam gua. Kemudian dua ekor burung merpati juga hinggap dan bertelur di pintu masuk gua. Sebatang pohon pun tumbuh di tempat yang sebelumnya tidak ditumbuhi pepohonan sama sekali. Wallahu ‘alam bish shawab. (detik.com/farah.id)