Kisah Nabi Uzair Yang Dimatikan Allah Selama 100 tahun

Kisah Nabi dan Rasul

 

Suatu hari nabi Uzair melewati sebuah negeri yang telah hancur dan bangunannya porak-poranda serta penduduknya banyak yang tewas oleh akibat diserang oleh pasukan Bukhtunnasir. Ada yang mengatakan bahwa negeri yang hancur itu adalah Baitul Muqaddas di Paelstina.

Melihat negeri itu porak-poranda, lalu Uzair berkata, “Bagaimana Allah menghidupkan kembali negeri ini yang sudah hancur.” Untuk membuktikan bahwa Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu Yang Menghidupkan dan Yang Mematikan, kemudian Nabi Uzair dimatikan Allah dan dibangkitkan oleh Allah setelah 100 tahun lamanya.

Uzair adalah seorang Nabi utusan Allah untuk kaum Yahudi dari keturunan Bani Israil, walau beliau tak termasuk dari 25 Nabi dan Rasul yang wajib di imani oleh umat Islam, namun setidaknya kita dapat mengetahui kisahnya yang disebutkan Allah dalam Al-Quran Surah Al-Baqarah ayat 259,

أَوۡ كَٱلَّذِي مَرَّ عَلَىٰ قَرۡيَةٖ وَهِيَ خَاوِيَةٌ عَلَىٰ عُرُوشِهَا
قَالَ أَنَّىٰ يُحۡيِۦ هَٰذِهِ ٱللَّهُ بَعۡدَ مَوۡتِهَاۖ فَأَمَاتَهُ ٱللَّهُ
مِاْئَةَ عَامٖ ثُمَّ بَعَثَهُۥۖ قَالَ كَمۡ لَبِثۡتَۖ قَالَ لَبِثۡتُ يَوۡمًا
أَوۡ بَعۡضَ يَوۡمٖۖ قَالَ بَل لَّبِثۡتَ مِاْئَةَ عَامٖ فَٱنظُرۡ إِلَىٰ
طَعَامِكَ وَشَرَابِكَ لَمۡ يَتَسَنَّهۡۖ وَٱنظُرۡ إِلَىٰ حِمَارِكَ
وَلِنَجۡعَلَكَ ءَايَةٗ لِّلنَّاسِۖ وَٱنظُرۡ إِلَى ٱلۡعِظَامِ كَيۡفَ نُنشِزُهَا
ثُمَّ نَكۡسُوهَا لَحۡمٗاۚ فَلَمَّا تَبَيَّنَ لَهُۥ قَالَ أَعۡلَمُ أَنَّ ٱللَّهَ
عَلَىٰ كُلِّ شَيۡءٖ قَدِيرٞ 

Artinya:

“Atau seperti orang yang melewati suatu negeri yang (bangunan-bangunannya) telah roboh hingga menutupi (reruntuhan) atap-atapnya, dia berkata, ” Bagaimana Allah menghidupkan kembali (negeri) ini setelah hancur?” Lalu Allah mematikannya (orang itu) selama seratus tahun, kemudian membangkitkannya (menghidupkannya) kembali. Dan (Allah) bertanya, “Berapa lama engkau tinggal (disini)?” Dia (orang itu) menjawab, “Aku tinggal (disini) sehari atau setengah hari.” Allah berfirman, “Tidak! Engkau telah tinggal seratus tahun. Lihatlah makanan dan minumanmu yang belum berubah, tetapi lihatlah keledaimu (yang telah menjadi tulang-belulang). Dan agar Kami jadikan engkau tanda kekuasaan kami bagi manusia. Lihatlah tulang-belulang itu (keledai itu) bagaimana Kami menyusunnya kembali kemudian Kami membalutnya dengan daging.” Make ketika telah nyata baginya, diapun berkata, “Saya mengetahui bahwa Allah maha Kuasa atas segala sesuatu.”

Nabi Uzair ‘alaihi salam diutus oleh Allah kepada Kaum Bani Israil pada masa sesudah Nabi Musa ‘alaihi salam dan ulama berbeda pendapat dalam kalimat “Orang itu” dalam ayat diatas karena ada yang mengatakan bahwa “orang itu” adalah Nabi Khidir dan ada yang berpendapat bahwa yang dimaksud “Orang itu” adalah Uzair. 

Dalam menyikapi perbedaan pendapat dalam menafsirkan Kalimat “Orang itu” beliau mengatakan  menurut pendapat yang masyur bahwa orang itu adalah Uzair seorang yang diutus oleh Allah untuk kaum Bani Israil yang hidup pada masa antara Nabi Daud dan Nabi Sulaiman atau antara Nabi Zakariya dan nabi Yahya. 

Setelah Nabi Uzair “alaihi salam hidup lagi lalu ia kembali ke kampungnya dengan menaiki keledai miliknya yang atas kuasa Allah, keledai yang tadinya tinggal tulang-belulang lalu Allah hidupkan lagi dan proses menghidupkan kembali keledai itu disaksikan sendiri oleh Nabi Uzair bagaimana Allah membungkus tulang-belulang itu dengan daging dan sempurna seperti semula hidup kembali.

Se sampai dikampungnya nabi Uzair melihat pemandangan yang lain sebab 100 tahun yang lalu kampungnya masih sepi dan kemudian ramai. Ia kemudian mencari rumahnya, tetapi orang-orang yang dilalui tidak mengenalinya sama sekali. Ketika sampai dirumahnya, ternyata ada seorang wanita tua yang menunggu rumahnya itu. nabi Uzair kemudian bertanya, 

“Wahai ibu, apakah ini rumahnya Uzair?

Wanita tua itu menjawab, “Iya benar, ini rumahnya Uzair!”

Wanita tua itu menangis karena selama 100 tahun tidak ada orang yang menyebut nama Uzair lagi. Karena wanita tua itu buta kedua matanya, maka ia tidak mengetahui bahwa yang bertanya itu ada Uzair sendiri. Kemudian Uzair berdoa kepada Allah dan mengusapkan kedua telapak tangannya ke mata wanita tua itu dan dengan izin Allah, wanita tua itu dapat melihat kembali serta mengenali sosok Uzair yang ada dihdapannya itu.

Sebelumnya wanita tua itu tidak percaya bahwa yang bertanya itu adalah Uzair sendiri, sebab wanita tua itu mengetahui Uzair adalah seorang Nabi dan doanya mustajab dan dapat menyembuhkan orang sakit. Waniat tua itu minta pembuktian dan Uzair pun membuktikannya dan akhirnya wanita tua itu mempercayainya.

“Uzair telah kembali Uzair telah kembali” wanita tua itu berkata dihadapan Bani Israil yang didatanginya. Orang-orang Bani Israil tak mempercayai perkataan wanita tua itu, lalu wanita tua itu bersaksi dihadapan kaum Bani Israil dengan cara memberitahu siapa dirinya dan Uzair. Tetapi dengan kesaksian itu Orang-orang Yahudi keturunan Bani Israil mengatakan bahwa Uzair anak Allah.

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas dari Ibnu Syakir, bahwa Abdullah Ibnu Salam pernah ditanya kepadanya tentang maksud dari panggilan Uzair anak Allah. Ibnu salam menjelaskan, “Ketika Uzair menulis Taurat dengan hafalannya, Bani Israil berkata, ‘Dula Musa hanya memberikan Taurat kepada kita tanpa tulisan (Kitab), maka sekelompok orang-orang Yahudi mengatakan “Uzair anak Allah” Dan Allah pun membantah perkataan mereka sebagaimana telah dijelaskan dalam Al-Quran Surah At-Taubah ayat 30 yang berbunyi,

وَقَالَتِ ٱلۡيَهُودُ عُزَيۡرٌ ٱبۡنُ ٱللَّهِ وَقَالَتِ ٱلنَّصَٰرَى
ٱلۡمَسِيحُ ٱبۡنُ ٱللَّهِۖ ذَٰلِكَ قَوۡلُهُم بِأَفۡوَٰهِهِمۡۖ يُضَٰهِ
ُٔونَ قَوۡلَ
ٱلَّذِينَ كَفَرُواْ مِن قَبۡلُۚ قَٰتَلَهُمُ ٱللَّهُۖ أَنَّىٰ يُؤۡفَكُونَ 

Artinya:

Dan orang-orang Yahudi berkata, “Uzair putra Allah,” dan orang-orang Nasrani berkata, “Al-Masih putra Allah.” Itulah ucapan yang keluar dari mulut mereka. Mereka meniru ucapan orang-orang kafir terdahulu. Allah melaknat mereka; bagaimana mereka sampai berpaling?

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *