Dikisahkan bahwa ada sebuah riwayat yang menceritakan tentang taubatnya salah satu keturunan iblis sejak zaman Nabi Adam ‘alaihi salam sampai dizaman Nabi Muhammad Shollallahu ‘alaihi wasalam., dan dia juga pernah mencelah cara dakwah para nabi terdahulu.
Kisah ini berasal dari riwayat Abu Nu ‘aim dan Al-Baihaqi dari Sayyidina Umar bin Khattab Radhiallahu anhu, sebagaimana dikutip dari buku”Berbuat Dosa Tapi Masuk Surga” Karya Muhammad akrom.
Sayyidina Umar bin Khattab ra. mengatakan,
“Ketika kami duduk bersama Rasulullah Saw disuatu tempat di gunung Tihamah, tiba-tiba muncul seorang lelaki tua sambil memegang tongkat. Dia kemudian mengucapkan salam kepada Rasulullah Saw.”
Kemudian Rasulullah Saw bertanya, “Siapakah engkau?”
Dia menjawab, “Aku Hammah bin Hayyim bin Luqais bin Iblis!”
Setelah mendengar namanya, kemudian Rasulullah Saw., bertanya lagi,
“Engkau dan Iblis berjarak hanya dua keturunan, berapa lama waktu yang engkau lalui dari antara dua jarak itu?”
Hammah menjawab, “Ya Rasulullah, usia dunia ini sudah hampir punah kecuali sedikit saja pada malam pembunuhan Habil, aku masih anak-anak meskipun demikian aku sudah siperbolehkan merusak makanan dan merusak hubungan perkauman.”
Kemudian Rasulullah Saw. bersabda, “Alangkah buruknya perbuatan orang tua dan anak muda yang diajarinya.”
Kemudian Hammah pun berkata, “Ya Rasulullah, janganlah engkau sebutkan itu lagi, karena sesungguhnya aku sudah bertobat kepada Allah.”
Hammah kemudian melanjutkan, “Ya Rasulullah, aku pernah bersama nabi Nuh dimasjidnya dan bersama beberapa orang beriman dari kaumnya. Dan aku juga mencelah beliau cara menyampaikan dakwah kepada kaumnya, sehingga dia menangis dan akupun ikut menangis. Aku juga termasuk orang yang menyesal atas perbuatan itu dan aku berlindung kepada Allah agar tidak termasuk orang-orang yang jahil.”
“Ya Rasulullah, aku juga pernah mengatakan kepada nabi Nuh. ‘Wahai Nuh, aku termasuk orang yang bersahabat dengan pembunuhan yang dilakukan Qabil. Yang menumpahkan darah orang yang berbahagia dan mati syahid dari anak Adam. Apakah menurutmu tobatku masih dapat diterima?’
Kemudian Nabi Nuh menjawab, ‘Wahai Hammah, berhasratlah terhadap kebaikan dan lakukanlah kebaikan sebelum muncul penyesalan dan kerugian. Sesungguhnya aku telah membaca apa yang telah diturunkan Allah kepadaku dan tidak ada seorang hambapun yang bertobat kepada Allah melainkan Allah akan menerima taubatnya. Oleh karena itu ambillah air wudhu dan sujudlah dua kali (shalat).
Hammah pun langsung melaksanakan apa yang telah diperintahkan kepadanya. Ketika ia bersujud, nabi Nuh menyeru padanya, ‘Angkatlah kepalamu! Karena sesungguhnya tobat bagimu sudah turun langit.’ Namun Hammah tetap senantiasa bersujud kepada Allah.
Hammah juga menceritakan bahwa ia juga pernah bersama nabi Hud as dan bersama mereka yang beriman kepadanya. Dia juga mengatakan sering bertemu dengan nabi Yakub dan nabi Yusuf ditempat orang-orang awam yang buta huruf. Selain itu ia bertemu nabi Ilyas dilembah, ia juga bertemu dengan nabi Musa dan nabi Musa mengajari Taurat kepadanya.
Ketika bertemu dengan nabi Musa, nabi Musa berpesan kepada Hammah, jika engkau sempat bertemu dengan nabi Isa putera Maryam, sampaikan salamku kepadanya. Kemudian ia bertemu dengan nabi Isa, iapun menyampaikan salam nabi Musa. Kemudian nabi Isa berpesan kepada Hammah, jika engkau bertemu nabi Muhammad, sampaikan salamku kepadanya.
Setelah mendengar perkataan Hammah yang bertemu dengan para nabi terdahulu dan pesan salam dari nabi Isa yang disampaikan Hammah, Rasulullah kemudian memandang kearah yang jauh kemudian Rasulullah menangis dan berkata,
“Salam atas nabi Isa selagi dunia masih ada dan salam atasmu wahai Hammah diatas amanah yang telah engkau sampaikan kepadaku.”
Kemudian Hammah mengatakan,
“Ya Rasulullah, lakukanlah sebagaimana yang telah dilakukan nabi Musa kepadaku, yakni beliau mengajarkan aku kitab Taurat.”
Kemudian Rasulullah Saw membacakan kepadanya surah Al-Waqiah, al-Mursalat, an-Naba’, at-Takwir, al-Ikhlas, al-Falaq dan an-Nas.
Sayyidina Umar bin Khattab ra. mengatakan bahwa ia tidak tau apakah Hammah keturunan Iblis yang bertobat itu masih hidup atau sudah meninggal. Karena ketika ucapan terakhir Rasulullah kepada Hammah adalah menanyakan apakah ada yang ia butuhkan. Setelah itu Rasulullah tidak berbicara lagi sampai mereka berpisah.
Kisah ini menyampaikan kepada kita bahwa para nabi dan rasul memiliki tugas yang sama, yaitu menyampaikan risalah dari Allah Subhanahu Wa Ta ‘ala dan mengajak kepada manusia supaya menyembah hanya kepada Allah.
Selain itu kisah ini juga menyampaikan kepada kita bahwa para nabi dan rasul memiliki satu mukjizat yang sama, yaitu mereka mengetahui siapa yang akan menjadi nabi setelah masa kenabian mereka, yakni ketika nabi Musa menyampaikan salam kepada nabi Isa dan nabi Isa menyampaikan salak kepada nabi Muhammad melalui Hammah keturunan Iblis yang telah bertobat.
Manusia sebagai makhluk ciptaan Allah yang beranak-pinak, namun begitu juga dengan makhluk ciptaan Allah seperti Iblis ternyata juga beranak-pinak.
Allah Subhanahu Wa Ta ‘ala telah menyebutkan bahwa Iblis juga mempunyai keturunan.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
وَاِ ذْ قُلْنَا لِلْمَلٰٓئِكَةِ اسْجُدُوْا لِاٰ دَمَ فَسَجَدُوْۤا اِلَّاۤ اِبْلِيْسَ ۗ كَا نَ مِنَ الْجِنِّ فَفَسَقَ عَنْ اَمْرِ رَبِّهٖ ۗ اَفَتَـتَّخِذُوْنَهٗ وَذُرِّيَّتَهٗۤ اَوْلِيَآءَ مِنْ دُوْنِيْ وَهُمْ لَـكُمْ عَدُوٌّ ۗ بِئْسَ لِلظّٰلِمِيْنَ بَدَلًا
wa iz qulnaa lil-malaaa-ikatisjuduu li-aadama fa sajaduuu illaaa ibliis, kaana minal-jinni fa fasaqo ‘an amri robbih, a fa tattakhizuunahuu wa zurriyyatahuuu auliyaaa-a ming duunii wa hum lakum ‘aduww, bi-sa lizh-zhoolimiina badalaa
“Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat, “Sujudlah kamu kepada Adam!” Maka mereka pun sujud kecuali Iblis. Dia adalah dari (golongan) jin, maka dia mendurhakai perintah Tuhannya. Pantaskah kamu menjadikan dia dan keturunannya sebagai pemimpin selain Aku, padahal mereka adalah musuhmu? Sangat buruklah (Iblis itu) sebagai pengganti (Allah) bagi orang yang zalim.”
(QS. Al-Kahf 18: Ayat 50)
Iblis sama halnya dengan manusia, mereka juga membutuhkan asupan makanan dan minuman. Sedangkan malaikat tidak beranak dan tidak butuh makan dan minum. Hal ini membuktikan bahwa iblis adalah dari golongan Jin bukan dari golongan malaikat.
Sebagaimana Nabi Saw, bersabda yang diriwayatkan Sayyidatuna Aisyah ra. ia berkata,
“Rasulullah Saw bersabda, malaikat diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari nyala api dan Adam diciptakan dari apa yang telah diterangkan kepada kalian.” (HR. Muslim)
Dalam kitab Sab ‘ah Al Kutub Al Mufidah yang disusun oleh As Sayyid Al Alamah Alwi bin Ahmad bin Abdurrahman As Saqaf Al Makkiy dikatakan bahwa jin itu makan, minum, menikah dan melahirkan. Perbandingan ketika beranak adalah sembilan banding satu.
Abdullah bin Umar mengatakan, “Sesungguhnya Allah membagi manusia dan jin itu ke dalam sepuluh bagian. Sembilan bagian adalah jin dan satu bagian adalah manusia. Tidak seorangpun manusia melahirkan seorang anak, kecuali jin melahirkan sembilan anak.” (HR. Ibnu Abdil Barr, Ibnu Jarir, Al Hakim dan Ibnu Abi Hatim)
Iblis memiliki keturunan dengan cara bertelur, sebagaimana Ibnu Abbas berkata,
“Ketika iblis diturunkan kebumi, dia menikah dengan dirinya sendiri dan membuahkan telur yang terpisah. Disetiap sudut bumi diberikan satu telur, jadi semua syetan yang ada di bumi ini adalah dari telur tersebut.”
Penjelasan terperinci mengenai cara iblis bertelur terdapat dalam kitab Al-Jami’ Li Ahkam tafsir iman Al-Qurthubi yang mengatakan,
“Sesungguhnya iblis memasukkan farjinya ke farjinya sendiri, kemudian mengeluarkan lima telur. Ini adalah asal mula keturunan iblis.”
Dikatakan bahwa Allah menciptakan zakar pada paha kanannya iblis dan farji pada paha kirinya, dan iblis menikahkan paha kanan dan paha kirinya, maka keluarlah setiap hari sepuluh telur dan dari setiap telur keluar tujuh puluh syetan laki-laki dan syetan perempuan.
Lalu dimanakan iblis dan keturunannya berada? Untuk menampung keturunannya iblis memilih lautan menjadi istananya. Iblis memilih lautan untuk menampung keturunannya karena lautan sangat luas.
Pembuktian lautan sebagai istana iblis terdapat dalam kitab Al-Bidayah Wan Hinayah karya Ibnu Katsir. Beliau menjelaskan bahwa iblis memiliki banyak tentara dan lautan sebagai istananya.
Singgasana iblis yang berada ditengah lautan telah diabadikan oleh Rasulullah Saw dalam hadisnya
Rasululullah Saw bersabda kepada Ibnu Sayyad,
“Apa yang kamu lihat?”
“Saya melihat singgasana diatas lautan yang sikelilingi oleh beberapa ular!” Jawab Ibnu Sayyad. Kemudian Rasulullah Saw., bersabda, “Dia telah melihat singgasana iblis.” (HR. Ahmad)
Alhamdulillah dan semoga kisah ini dapat menambah pengetahuan kita dan jika bermanfaat, silakan Share kisah ini sebanyak-banyaknya.
Terima kasih.
Wallahu a’lam bishowab.
Sumber kisah ini diambil dari kanal youtube Karomah Al Islam dengan judul Asli Kisah Iblis Yang Dikhianati Cucunya Sendiri. Hammah bin Iblis Mengunjungi para Nabi dan Rasul.
Judul dan Teks telah mengalami sedikit penyuntingan dan diperbarui menurut gaya penulis sendiri.