Kisah Kaum Sodom Dan Gomora

Kisah

 

Gambar: penasutra.id

Kaum Sodom dan Gomora adalah suatu kaum yang memiliki perilaku menyimpang yaitu melakukan hubungan sesama jenis, yang awalnya perbuatan mereka ini adalah sekedar lelucon dan coba-coba lalu kemudian berkembang menjadi prilaku kebiasaan, sehingga mereka menyukai sesama jenis, Laki-laki menyukai laki-laki atau yang dikenal dengan sebutan Homo, perempuan menyukai perempuan atau Lesbi atau sebutan populer tentang orang-orang yang memiliki prilaku menyimpang menyukai sesama jenis, yaitu LGBT.

Kala itu perempuan-perempuan yang memiliki akal yang waras di negeri Sodom dan gomora memilih untuk meninggalkan daerah itu lantaran mereka laki-laki tak ada yang mau menikah dengan mereka. Ya negeri ini negeri kaum sodom adalah dimana seorang Nabi utusan Allah tinggal bersama istri dan anak-anaknya. 

Dikisahkan bahwa Nabi Luth alaihi salam diutus oleh Allah Subhanahu Wa Ta’ ala untuk mendakwahi kaum sodom dan gomora yang tinggal disekitar laut mati, untuk kembali kepada Allah dan hidup secara wajar dab hanya menyembah Allah Subhanahu Wa Ta’ ala dan jangan berbuat yang dapat mendatangkan murka Allah Subhanahu Wa Ta’ ala.

Sodom adalah sebutan sebuah kota yang penuh dengan kemaksiatan dan termasuk kemaksiatan yang besar yaitu perilaku homoseksual yang berkembang dengan cepat dan meluas sampai kepelosok negeri sodom. Atas perilaku kaum pelangi itu, kemudian Allah Subhanahu Wa Ta ‘ala mengutus Nabi Luth alaihi salam untuk memberi peringatan kepada kaumnya agar meninggalkan perbuatan jahat dan perilaku menyimpang itu. Namun seruan itu ditolak dan mereka tetap dalam kemaksiatan yang nyata.

Hingga suatu malam Nabi Luth alaihi salam kedatangan tamu yang mereka merupakan Malaikat yang diutus oleh Allah Subhanahu Wa Ta ‘ala untuk memberitahu bahwa Allah Subhanahu Wa Ta ‘ala akan menimpakan Azab kepada kaum Sodom sebelum Subuh.

Malaikat-malaikat itu merubah dirinya menjadi laki-laki yang tampan, sehingga istri Nabi Luth keluar dari pintu belakang kemudian memberitahu kepada penduduk , bahwa dirumahnya ada tamu yang sangat tampan, spontan kabar itu menjadi daya tarik bagi kaum pelangi. Mereka kemudian berdatangan kerumah nabi Luth alaihi salam dan kemudian mereka menggoda tamu-tamu nabi luth untuk diajak berbuat sodom.

Nabi Luth kemudian marah atas perilaku kaumnya yang tidak menyenangkan terhadap para tamunya. Para tamu tersebut meminta nabi Luth alaihi salam serta pengikutnya yang beriamn untuk meninggalkan kota sebelum Subuh dengan syarat apabila azab itu ditimpakan, maka nabi Luth dan pengikutnya tidak boleh menoleh kebelakang setelah diperintahkan untuk pergi meninggalkan kota itu.

Akhirnya janji Allah untuk menghancurkan kota kaum pelangi dengan azab yang sangat dahsyat itu terjadi, nabi Luth berserta pengikutnya meninggalkan kota sebelum Subuh, namun sayang sebab istri nabi Luth tertinggal dibelakang karena melihat azab itu turun sehingga istri nabi Luth termasuk orang-orang yang tertimpa azab itu. 

Allah Subhanahu Wa Ta’ ala berfirman,

“Kemudian Kami selamatkan dia dan pengikutnya, kecuali istrinya. Dia (istrinya) termasuk orang-orang yang tertinggal,” (QS Al-A’raf Ayat 83).

Mereka dihancurkan dan dibinasakan Allah Subhanahu Wa Ta’ ala dengan gempa bumi yang sangat dahsyat sehingga tanah yang diatas kebawah dan bagian bawah naik keatas dengan disertai hujan batu belerang mengandung api yang berasal dari letusan gunung api yang berada dinegeri kaum sodom itu.

Peristiwa azab bagi kaum pelangi atau kaum sodom itu telah Allah abadikan didalam Al-Qur’an yang berbunyi,

“Dan Kami hujani mereka dengan hujan (batu). Maka perhatikanlah bagaimana kesudahan orang yang berbuat dosa itu.” (QS Al-A’raf Ayat 84)

Kini perilaku kaum sodom tersebut terulang kembali di era zaman moderen ini dengan mengistilahkan sebutan bagi mereka dengan sebuta LGBT atau biasa disebut Kaum Pelangi. Mereka mengibarkan bendera pelangi yang didukung oleh negara-negara barat dengan alasan kemanusiaan dan persamaan gender yang layak hidup dan perlu diakui keberadaannya. Termasuk kaum pelangi yang ada di negeri ini pun tidak mau kalah supaya keberadaan mereka di legalkan oleh negara dan segala kegiatan mereka diberi izin, seperti baru-baru ini dikabarkan bahwa kaum pelangi Se-Asean akan mengadakan gelaran kumpul bareng di Jakarta pada tanggal 17-21 Juli 2023. 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *