Ketika kita merasa sebagai seorang Muslim, maka wajib hukumnya mentaati segala ajaran-ajaran syariat yang diperintahkan Allah dan Rasul-Nya. Setiap amal ibadah yang kita lakukan akan dimintai pertanggung jawaban di hari perhitungan kelak.
Banyak manusia yang terjerumus dengan silaunya kehidupan dunia yang dapat memperdayakan kita, sehingga kita menjadi manusia yang paling hina dihadapan Allah pada hari kiamat lantara amal ibadah yang kita lakukan bukan semata-mata mengharap keridhoan Allah melainkan supaya kita dianggap orang yang ahli ibadah, ahli ilmu dan tentunya untuk mencari kekayaan dunia dengan menjual ayat-ayat Allah dengan harga yang murah.
Allah Subhanahu Wa Ta’ ala berfirman sebagai termaktub dalam Al-Quran surah Fatir ayat 5 yang berbunyi,
“Wahai manusia! Sungguh, janji Allah itu benar, maka janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan janganlah (setan) yang pandai menipu, memperdayakan kamu tentang Allah.”
Amal ibadah yang kita lakukan adalah sebagai penentu apakah masuk surga atau dengan amal ibadah tersebut justru menyebabkan kita dilempar ke api neraka lantara adanya kesalahan yang kita lakukan dalam beramal tersebut sebagaimana kita akan terangkan siapa saja orang-orang yang akan dilempar api neraka paling pertama padahal mereka adalah orang-orang yang dipandang hebat, mulia dan punya kedudukan dimata umat dan masyarakat pada umumnya.
Lalu siapakah mereka, tiga orang yang paling pertama dilemparkan ke api neraka itu?
1. Ulama yang menggunakan ilmunya hanya demi sanjungan dan kekayaan duniawi
Ulama atau Kyai yang menggunakan ilmunya bukan untuk mencari keridhoan Allah yang ia berikan kepada umat, melainkan supaya disanjung, dimuliakan dan mencari kekayaan dunia dengan menjual ayat-ayat Allah dengan harga yang murah, maka ulama seperti ini akan dihinakan Allah dihari kiamat dan menjadi orang paling pertama yang akan dihempaskan dan dilempar kedalam neraka, lantaran kedustaan terhadap Allah. Hal ini ia lakukan ketika mempelajari ilmu-ilmu agama bukan semata-mata mengharap ridho Allah, tetapi untuk mencari sanjungan dan kehidupan duniawi.
2. Orang Kaya yang Dermawan
Banyak orang-orang yang diberi harta yang berlimpah menjadikan ia menjadi seorang yang kikir, namun ada juga ketika Allah memberikan kekayaan kepada seseorang, lalu mereka bersyukur atas nikmat yang mereka terima dan sebagiannya mereka berbagi kepada orang yang membutuhkan dengan bersedekah atau memberikan bantuan kepada orang-orang misikin.
Perlu kita ketahui bahwa ada salah satu manusia yang paling pertama akan dilemparkan Allah kedalam jurang neraka adalah orang kaya yang dermawan, namun kedermawanannya itu bukan tidak semata-mata disertai dengan niat yang baik, ikhlas hanya mengharap ridho Allah, melainkan supaya ia dianggap sebagai orang yang baik yang suka membantu, bersedekah, dll, sehingga ia akan mendapat banyak pujian daro manusia lainnya. Sedekahnya itu bukan karena Allah, tetapi adanya sifat pamer, ujub yang mana Allah sendiri tidak menyukai orang-orang yang berbuat baik tetapi dalam hati mereka ingin dipuji dalam hal lain kebaikannya itu untuk selain Allah.
3. Orang yang Berjihad
Mari kita hayati dari sebuah kisah yang seseorang yang diangap mati syahid dimedan pertempuran ketika terjadi perang Uhud.
Dikutip dari laman Bersama Dakwah. Net Jihad adalah amal yang sangat berat. Bisa dikatakan paling berat dibandingkan dengan amal-amal yang lain.
Cobalah sebutkan satu per satu amal yang kita hafal. Shalat? Shalat adalah ibadah yang membutuhkan pengorbanan waktu, gerakan fisik dan bacaan lisan serta hati. Sedangkan jihad, pengorbanan waktunya lebih lama. Jika shalat hanya hitungan menit, jihad bisa memakan waktu dalam hitungan hari hingga bulan. Jika shalat membutuhkan gerak untuk berdiri, ruku’ dan sujud; jihad bahkan membutuhkan tenaga untuk berlari, menggunakan senjata dan bertempur melawan musuh. Dalam berjihad pun, seorang mujahid tetap melaksanakan shalat.
Zakat? Zakat adalah ibadah maliyah, mengeluarkan harta. Sedangkan jihad, pengorbanannya lebih besar. Jika zakat berkisar antara 2,5% – 10%, orang yang berjihad bisa menghabiskan separuh hartanya untuk perbekalan dan persenjataan.
Haji? Haji adalah ibadah yang membutuhkan dana dan kemampuan fisik. Namun, jihad lagi-lagi membutuhkan dana dan kemampuan fisik yang lebih besar. Ada puluhan jamaah haji yang meninggal karena sakit atau kelelahan. Tetapi dalam jihad, peluang untuk meninggal jauh lebih besar karena langsung berhadapan dengan senjata musuh.
Karenanya, jihad merupakan amal paling berat dibandingkan dengan amal-amal yang lain. Jihad berarti mengorbankan harta sekaligus beresiko nyawa. Maka sangatlah pantas jika orang yang berjihad lalu syahid, ia mendapatkan surga.
Namun, ternyata ada orang yang berjihad dan dalam pandangan manusia mati syahid tetapi masuk neraka. Siapa dia? Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menerangkan:
إِنَّ أَوَّلَ النَّاسِ يُقْضَى يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَيْهِ رَجُلٌ اسْتُشْهِدَ فَأُتِىَ بِهِ فَعَرَّفَهُ نِعَمَهُ فَعَرَفَهَا قَالَ فَمَا عَمِلْتَ فِيهَا قَالَ قَاتَلْتُ فِيكَ حَتَّى اسْتُشْهِدْتُ. قَالَ كَذَبْتَ وَلَكِنَّكَ قَاتَلْتَ لأَنْ يُقَالَ جَرِىءٌ. فَقَدْ قِيلَ. ثُمَّ أُمِرَ بِهِ فَسُحِبَ عَلَى وَجْهِهِ حَتَّى أُلْقِىَ فِى النَّارِ
“Sesungguhnya manusia pertama yang diputuskan perkaranya pada hari kiamat adalah seorang laki-laki yang mati syahid. Dia dihadapkan, lalu Allah menunjukkan kenikmatan-kenikmatanNya kepadanya, maka dia pun mengenalnya. Allah bertanya, ‘Apa yang telah kamu lakukan padanya?’ Orang itu menjawab, ‘Aku berperang karenaMu sehingga aku mati syahid.’ Allah berfirman, ‘Kamu dusta, akan tetapi kamu berperang agar dikatakan ‘fulan pemberani; dan itu telah kamu dapatkan.’ Kemudian diperintahkan (agar dia diseret di atas wajahnya). Lalu dia pun diseret di atas wajahnya sampai dicampakkan ke dalam neraka.” (HR. Muslim)
Duhai betapa nestapanya. Amal yang begitu berat, mengorbankan harta dan jiwa, tetapi justru masuk neraka. Dan kita kini tahu penyebabnya: tidak ikhlas, tidak mengharap ridha Allah Subhanahu wa Ta’ala semata. Berjihad, tetapi niatnya ingin disebut sebagai pemberani. Berjuang, tetapi niatnya ingin disebut sebagai pahlawan.
Maka marilah kita periksa hati kita. Jangan-jangan kita lebih buruk dari orang yang disebut dalam hadits Nabi tersebut. Beramal karena riya’. Beramal karena ingin dipuji orang. Beramal karena mengharap tepuk tangan.
Jika amal seberat jihad dan pengorbanan nyawa saja menjadi sia-sia karena riya’, apatah lagi amal-amal kita yang tak sehebat jihad dan jauh dari resiko nyawa. Tanpa niat ikhlas, sungguh betapa nestapa.[BD]