Kisah Zaid bin Amru bin Naufal Sang Pengagum Akhlak Nabi Muhammad Saw

kisah Islami

 

Zaid bin Amru bin Naufal adalah ayah dari sahabat Nabi Muhammad Saw, yaitu Said bin Zaid Al-Adawy. Beliau adalah kaum dari suku Quraisy yang mengikuti Millah Ibrahim dan menentang keras perbuatan-perbuatan suku Quraisy yang bertentangan dengan ajaran Nabi Ibrahim as yang sudah jauh menyimpang. Zaid bin Amru tidak pernah mengikuti ritual penyembahan berhala, mabuk, berjudi dan lain-lain yang sudah menyimpang dari ajaran Millah Ibrahim.

Zaid bin Amru pernah berkata ketika ia tengah duduk bersandar dipinggir Ka’bah ketika kaum Quraisy sedang melakukan ritual penyembahan berhala, “Wahai kaum Quraisy,apakah diantara kalian tidak ada yang menganut agama Ibrahim selain aku?”

Zaid bin Amru juga menentang perbuatan kaum Quraisy yang suka mengubur hidup-hidup anak perempuan mereka, karena anak-anak permpuan bagi mereka adalah aib dan pembawa sial serta hanya menjadi budak nafsu laki-laki. Beliau terkadang menawarkan diri untuk mengasuh anak-anak perempuan yang hendak dikubur hidup-hidup. Ia juga selalu menolak memakan daging sembelihan yang tidak disebut nama Allah dan daging sembelihan yang dikorbankan untuk berhala.

Beliau bukan dari golongan Sahabat Nabi dan belum masuk Islam  sebab Nabi Muhammad Saw, ketika Zaid bin Amru masih hidup, Nabi Saw belum diangkat menjadi Nabi dan Rasul. Namun beliau pernah berkata kepada para sahabat dan keluarganya, “Aku sedang menunggu seorang Nabi dari keturunan Ismail, tetapi rasanya aku tidak akan sempat melihatnya, tetapi aku beriman kepadanya dan meyakini kebenarannya….!”

Zaid bin Amru sempat bertemu dengan nabi Muhammad Saw, tetapi ia sudah meninggal dunia ketika Rasulullah Saw diangkat Allah menjadi seorang Nabi. Ia sangat mengangumi sosok rasulullah saw,  terutama pada akhlaknya, karena Nabi Muhammad Saw, memiliki akhlak yang mulia dan memiliki pandangan yang sama tentang kebiasaan dan ritual jahiliyah kaum Quraisy.

Zaid bin Amru bin Naufal meninggal dunia ketika kaum Quraisy sedang memperbaiki Ka’bah dan saat itu Nabi Muhammad Saw berusia 35 tahun.

Walau Zaid bin Amru tidak menemui Rasulullah Saw ketika diangkat Allah menjadi seorang nabi, tetapi Ia telah menyatakan kesaksiannya tentang sosok seorang nabi yang akan menyelamatkan kaum Quraisy dari kekafiran dan kemusyrikan. Jadi beliau bisa dikatakan telah menjadi seorang muslim karena telah beriman kepada Rasulullah Saw ketika ia masih hidup.

wallahu a’lam bishawab.

Salam

Sumber gambar: suara.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *